Sabtu, 16 Agustus 2014

69 TAHUN KEMERDEKAAN BAGI (CALON) SARJANA HUKUM


69 TAHUN KEMERDEKAAN BAGI (CALON) SARJANA HUKUM
Oleh Devi Riyawati
69, angka yang unik bukan? Gimana enggak unik, mereka saling terbalik tapi bisa berdampingan, mungkin jodoh juga seperti itu kali ya, (aduh, malah jodoh, kemerdekaan bro ini tentang kemerdekaan) okey back to topic.
Sudah 69 tahun sudah Negara Kesatuan Republik Indonesia ini merdeka, bebas dari yang namanya penjajahan asing, yang pada saat itu adalah Jepang (3,5 tahun) dan Belanda (350 tahun). 69 tahun silam Soekarno didampingi Moh. Hatta  berhasil mengumandangkan teks Proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta Pusat. Dan sang pembuat teks itu bukan hanya Soekarno kawan, hanya saja beliau yang membacakan tapi untuk penyusunan ada timnya, mereka itu adalah Soekarno sendiri, Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo kemudian yang tadinya teks proklamasi itu tulisan tangan kemudian diketik oleh Sayuti Melik. Jum’at, 17 Agustus 1945, hari yang mulia bukan? Proklamator aja tau kapan hari mulia itu (specially for moeslem). And do you know guys? Kalo waktu itu juga bulan ramadhan? Yeah, fasting month. Sungguh sangat luar biasa bukan? Skenario romantis Alloh, kalo ini bukan campur tangan Alloh campur tangan siapa lagi coba? Extra ordinary, timingnya pas banget.
So, perjuangan menuju kemerdekaan itu berat guys, melewati 353, 5 tahun dijajah Belanda dan Jepang, membuat teks proklamasi yang hanya semalam and remember guys  itu di bulan ramadhan loh, bulan paling mulia bulan penuh keberkahan full nikmat deh, dan salah satunya adalah nikmat merdeka, merdeka guys, loe  bebas ngapaen aja sesuka loe tanpa takut ada yang membatasi, melarang menyiksa atau sejenisnya kaya zaman penjajahan kecuali itu Undang-undang atau aturan yang berlaku, makanya sehari pasca kemerdekaan disahkanlah konstitusi NKRI ini, yakni UUD 1945. Byar dikate loe bebas tapi juga tetep kudu tanggung jawab.
Tantangan zaman penjajahan adalah penjajah Belanda dan Jepang yang dilawan dengan perang fisik. Terus kalo udah merdeka kita ngapaen? Udah bebas gitu aja? Aduh please deh, pake nanya lagi, ya ngelanjutin perjuangan para founding father’s donk, piye carane? Banyak hal kawan yang bisa kita kerjakan, kalo gue sebagai mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan bidang hukum, sederhana sih benerin hukum di Indonesia, butuh (kembali) Baharudin Lopa, jaksa agung low profile yang sama sekali tidak mau menggunakan fasilitas kantor, Bismar Siregar, hakim agung progresif, dikenal sebagai hakim dengan putusan-putusan fenomenal dan anti suap, memutus dengan nurani bukan materi. Merindukan sosok seperti kalian bapak, merindukan jiwa mulia seperti bapak, fenomenal karena ketegasan dalam menegakan hukum bukan karena kasus yang menjerat, ah bapak bisakah kau bagi ilmu dalam nuranimu itu untuk kami barang sedikit saja. Ingin ku melanjutkan perjuanganmu menegakan hukum, seperti ku ingin melanjutkan perjuangan para founding father’s akupun ingin melanjutkan perjuangan kalian untuk memerdekakan hukum di Indonesia, boleh kan? Ajari aku untuk semulia kalian dan setegas kalian.
Eitzz, malahan. Back to topic.
69 tahun kemerdekaan, 69 perjuangan bangsa Indonesia? Sampai mana perjuanganku, kamu dan kalian? Banyak ladang untuk berjuang kawan tinggal pilih sesuai kemampuan kalian, tak usah muluk-muluk mulai dari diri kalian, sekarang dan dari yang paling kecil (Aa Gym).
HAPPY MILAD 69 TAHUN INDONESIAKU,
AKU MENCINTAIMU SEUTUHNYA
Jakarta, 17 Agustus 2014
Atas nama Putri Bangsa

Devi Riyawati, (calon) SH

Sabtu, 29 Maret 2014

DO’AKU UNTUKMU PENCETAK MUSLIM NEGARAWAN


DO’AKU UNTUKMU PENCETAK MUSLIM NEGARAWAN
Berawal dari pesan singkat seseorang kala itu, tentang open house KAMMI di depan KPRI Handayani, pada pesan tersebut, tertera nama Eka, saya kira seorang perempuan, maka ku panggillah orang itu dengan panggilan mba, eh ternyata setelah diberitahu mba Dian yang pada waktu itu satu atap, beliau adalah seorang mas, yang juga kakak angkatan satu fakultasku, yang kemudian jadi Ketua Komisariat di tahun berikutnya, beliau lah Ekapala Suryana. Itu sekelumit perkenalanku dengan KAMMI, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia.
Mendapat title AB 1 (Anggota Biasa 1) KAMMI, itu berarti sudah melewati gerbang utama untuk menjadi kader KAMMI. Dan masjid Istiqomah Ungaran adalah tempat bersejarah bagiku. Tempat dilantik sebagai AB 1, tapi lupa dulu yang nglantik siapa, heee.
Masih teringat pertama kali jatuh hati dengan KAMMI, hayo tebak gimana? Anda salah, bukan karena Kakomnya, tapi karena jaket dua warna itu yang bertuliskan “Muslim Negarawan”, keren kan? Sekali lagi Muslim Negarawan, dan sampai saat ini  rasa itu masih belum luntur, masih tetap mencintaimu.
Imajinasi seorang anak yang masih lugu, Muslim Negarawan itu selain mengurus politik, Negara dan bangsa mereka juga adalah orang yang ahli ibadah, pinter ngaji, serta arif bijaksana. Dan di kemudian hari akupun menemukan jawabannya, “Kredo Gerakan”, sebaris motivasi yang rutin dibaca sebelum acara KAMMI dimulai. Dan ini alinea Kredo yang paling ku sukai, “Kami adalah ilmuwan yang tajam analisisnya, pemuda yang kritis terhadap kebatilan, politisi yang piawai mengalahkan muslihat musuh dan yang piawai dalam memperjuangkan kepentingan umat, seorang pejuang di siang hari dan rahib di malam hari, pemimpin yang bermoral, teguh pada prinsip dan mampu mentransformasikan masyarakat, guru yang mampu memberikan kepahaman dan teladan, sahabat yang tulus dan penuh kasih sayang, relawan yang mampu memecahkan masalah sosial, warga yang ramah kepada masyarakatnya dan responsif terhadap masalah mereka, manajer yang efektif dan efisien, panglima yang gagah berani dan pintar bersiasat, prajurit yang setia, diplomat yang terampil berdialog, piawai berwacana, luas pergaulannya, percaya diri yang tinggi, semangat yang berkobar tinggi.Kalau boleh menyimpulkan dan teringat kata-kata mba Epha, Muslim Negarawan itu adalah orang yang bisa menjadi apapun dan melakukan apapun untuk masyarakat, bangsa dan Negara dengan dan dimanapun posisinya tanpa harus menjadi pejabat Negara yang memiliki otoritas berdasarkan UU, tapi Muslim Negarawan yang memang memiliki ideology islam yang mengakar, karena sebaik-baik manusia adalah yang bernanfaat untuk orang lain. Semakin mempesona saja sosok ini, dengan jaket merah hitam bertuliskan Muslim Negarawan.
KAMMI Unnes, di bawah bendera ini dalam dua periode kepengurusan aku bernaung di bawahnya, menjadi bagian dari departemen social kemasyarakatan (sosmas) dan departemen humas yang penuh cita, cinta dan cerita. Hemmm, KAMMI, kau yang menyatukan kami dalam ukhuwah yang tak dapat diganti dengan materi apapun di dunia ini, menemukan cinta tanpa topeng kebohongan, tulus tanpa pamrih, dan ikhlas tanpa bayaran.
Bertemu dengan sosok Ekapala yang hobinya taujih panjang, berfikir kritis yang sampai saat ini skripsinya on process, mba Dian Walid mba Kaderisasi dimana-mana, mba Hikmawati yang super romantic full love, mas Teguh yang sok romantis, ketularan mba Ich, mas Dony yang penyayang kata anak PH 2013, mba Epha yang sedaerah, sosok satu angkatan Herlina, yang udah dikader sama mba Ich #eh, Asma yang statusnya kontroversial, Ippeh yang super care, Ihsan yang pinter corel, Arum & Arif Rizal dari gedung ungu, mas Amin yang kocak abis, mas Ipunk yang kadang kalo ngomong Devi gak mudeng beliau ngomong apa saking tingginya bahasanya, bisa diliat dari koleksi bukunya, Irfan & Amoy yang dari Ngaliyan. Banyak kan? Merindukan suasana bersama KAMMI, seperti rindunya mba Ich kepada kami, KAMMI dan Unnes.
Di usianya yang masih di bawah umur ini, KAMMI sudah termasuk organisasi yang hebat, manhaj yang pasti, dan kesolidan kader yang sangat luar biasa menjadi salah satu kuncinya. 16 tahun, KAMMI mengabdi untuk negeri, sebagai organisasi pengkaderan dan pergerakan, yang akan terus bergerak dengan dasar hukum amar ma’ruf nahi munkar.
KAMMI Unnes, dimana aku lahir sebagai Muslim Negarawan, insyaAlloh, secara perekrutan kader untuk mengikuti Dauroh Marhalah 1 (DM 1) dibanding dengan Komsat lain di Semarang, adalah komsat yang paling banyak merekrut, bahkan pernah sampai sekitar 150an pendaftar tiap tahunnya, yang mengikuti suplemen, seperti Madrasah Klasikal (MK) yang pada tahun kemarin memiliki nama baru Madrasah Peradaban (M.Pd) hanya beberapa gelintir saja, bahkan tidak lebih dari 20 orang.
Hanya ada beberapa kader yang memenuhi IJDK (Indeks Jati Diri Kader) AB 1, tiap tahunnya yang mengikuti DM 2 yang berarti sudah memenuhi IJDK tidak sampai 10 orang. Masih belum menemukan factor apa yang menyebabkan ini semua, apakah departemen kaderisasinya? Kadernya? AB 1 nya? AB 2 nya? Atau mungkin AB 3 nya? Atau mungkin ukhuwahnya? Entahlah, masih menjadi misteri sampai saat ini, semoga lekas ditemukan solusinya. Dan menjadi organisasi yang solid dengan kafaah keilmuan yang syumul mutakamil
Next, 29 Maret 1998-29 Maret 2014 #16thKAMMI, barokalloh fi umriki KAMMI ku, tetaplah menjadi tempat lahirnya Muslim Negarawan yang qowiey kata mba Ich, pemimpin yang akan membentuk masyarakat islami di Indonesia. Specially KAMMI Unnes, semoga tahun ini LPJnya diterima, kadernya tambah banyak dan berkualitas. Indonesia menanti kontribusimu sayang, ajak aku ketika kau berjalan di rel kebaikan J.
HAPPY MILAD KAMMI #16thKAMMI, BE STRONG, BE THE REAL MUSLIM NEGARAWAN.


Selasa, 21 Januari 2014

AKU PADAMU, KAMMI....


Tak terasa, ternyata sudah setahun ada dalam naungan bendera berlambang kepalan tangan berwarna hijau yang dikelilingi bunga mawar. Iya KAMMI Unnes yang pada kepengurusan ini dipimpin oleh pemuda dari gedung C yang super gaje dan pelupa tingkat akut. Specially PH, tapi bukan pengurus harian loch, PH lain lagi, bukan juga bermaksud menyaingi Pengurus Harian, PH ini Pengurus Humas, dulu kami bersembilan mendeklarasikan diri sebagai KAMMIDA, KAMMI, Miftah, Iffah, Ihsan, Ira, Irfan, Devi, Dony, Arif, Aveny, bisa dikatakan akronim dari nama kami bersembilan, keren kan?
Markas besar kita di jalan Taman Siswa loch (ya iyalah Unnes kan emang adanya jalan Taman Siswa), ouwh iya #lupa. Tepatnya di Rumah Makan Mentari (yach ketauan), tempat kita (red: PH) bertemu pertama kali, menyusun rencana ke depan untuk PH, KAMMI,Unnes dan Indonesia (lebay dikit). MTK, mata pena, epilog dan progja PH ke depan akan seperti apa, semangat banget pokoknya, dan semuanya dateng, yang rencana-rencana tersebut ditulis di white board itu ditulis oleh abi PH kita mas Po ech mas Dony maksudnya, persis guru lagi ngajar gitu.
Yang beberapa saat kemudian, umi Humas, mba Aveny di tempat yang sama berpamitan kepada kami, KAMMIDA tepatnya untuk  mutasi ke Tegal karena beliau memang sudah bukan mahasiswa lagi, ikhlas gak ikhlas yo harus ikhlas, awalya mah bilangnya tuker kadi gitu, ech ternyata moment perpisahan dengan beliau, kehilangan satu partner.
Yang beberapa waktu kemudian disusul mas Po yang awalnya bilang izin cuti karena ingin fokus skripsi karena sudah ditunggu gelar Sarjana Pendidikannya oleh orang tua di rumah. Dan akhirnya pada bulan Oktober 2013 resmi mengundurkan diri dari KAMMI Unnes.
Inti dari dua peristiwa di atas, bukan berati mereka tidak mau menunaikan amanah yang sudah diembankan kepada mereka, justru mereka memang harus menunaikan amanah utama mereka, mba Aveny yang harus sudah kembali ke rumah, birrul walidain setelah empat tahun lebih merantau di negeri orang untuk mencari ilmu dan sudah waktunya kembali kepada orang tua dan mengabdi di daerahnya, roda kehidupan kawan.
Pun mas Po, beliau masih punya tanggungan Sarjana Pendidikan yang beliau belum bisa beikan kepada orang yang sudah merawat beliau dari sejak embrio sampai sebesar ini, orang tua punya hak juga untuk memperoleh kebahagiaan dari kami anaknya, begitu juga orang tua mas Po, KAMMIDA hanya bisa menyemangatimu lewat do’a, semoga Alloh melancarkan urusanmu (red; skripsi), mba Aveny yang sekarang sedang menempuh S2 di PTN Semarang juga, semangat thalabul ‘ilmy umi Humas.
Dan tibalah hari ini, 20 Januari 2014, kegiatan KAMMI setahun ini dipertanggung jawabkan di hadapan forum Muskom, juga kepada Alloh SWT. Walaupun visi Kakom ketika dulu beliau ditetapkan jadi Kakom, Choirul Amin adalah LPJ diterima, namun tetap saja seperti tahun-tahun sebelumnya, ya ditolak, tapi bukan masalah besar bagi kami, kalo boleh mengutip dari mas Mahardika yang tadi menyampaikan bahwa LPJ KAMMI 2013 ditolak, “Di dalam Islam yang terpenting bukan pada hasil akhirnya, tapi prosesnya”. Dan memang seperti inilah KAMMI, dalam waktu satu tahun itulah KAMMI berproses, dari anak kecil menjadi dewasa, dari tidak tahu menjadi tahu, dari cintalah kami belajar dan cinta adalah kekuatan perubahan yang dahsyat (Anis Matta: 2012)
Mengutip lagi dari Sigma “. . . . dan masa pun silih berganti, ukhuwah dan amanah tertunaikan, berpeluh suka dan duka kita jalani semua, semata-mata harapkan ridho-Nya” inilah hakikat amanah, begitu pula ketika mengabdi di kami, sesuai dengan kredo KAMMI “ . . . serta atas dasar keikhlasan, bukan mencari pujian atau kedudukan.” Begitulah KAMMI bergerak kawan.
Dan malam inipun bersamaan dengan pendemisioneran kakom 2013, PH pun resmi lengser dan dibubarkan, alhamdulillah dapat berkumpul semua Miftah yang biasanya sibuk bisa datang dengan kabar baik, dapat amanah baru sebagai ketum baru KIFS, Iffah Mrs. Care yang always on buat KAMMI, khususnya PH, Ihsan kalo kata bunda Ippeh (kata bang Ipan) orang paling nyebelin ini dateng juga, ya iyalah dia yang ngundang kok, Ira, walaupun sakit tapi tetep dateng loch, Irfan, anggota MIDA terjauh, karena dari PGSD dateng juga, kalo kata Ira orang paling nyeremin di PH (dikira pohon beringin kali *ups), Devi, anggota paling imut di antara yang lain dan belum ada yang ngalahin samapai saat ini juga dateng, dan Arif yang katanya lagi sibuk ngurus PKL juga dateng, komplit banget dah pokoknya tapi bukan Sidomuncul loch.
Membahagiakan bisa dipertemukan dengan manusia-manusia hebat seperti kalian kawan, kalo mengutip bunda Ippeh “Kalian nyebelin semua, tapi aku gak bisa marah sama kalian MIDA.” Dan inilah sekelumit kisah perjalanan PH KAMMI Komisariat Unnes dan sekumpulan anak yang sudah tua (kata bang ayip), kecuali Devi yang masih muda, dan sekarang saatnya kita mencari pengganti kita untuk melanjutkan estafet kepemimpinan kita dimanapun kita berada, specially KAMMI. Dengan cinta dipertemukan dan dengan cinta pula kita dipisahkan, dan diikat dengan simpul yang bernama ukhuwah, and the last, KAMMI, KAMMIDA mencintaimu, mencintaimu dengan sederhana: dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada (puisi Sapardi Djoko Damono).
Bumi Cinta Alloh, 20 Januari 2014 pukul 23.49 WIB

Bersama mereka orang-orang yang berfikir dan berkehendak merdeka, orang-orang pemberani, para petarung sejati, penghitung resiko yang cermat, orang-orang yang senantiasa menyiapkan diri untuk masa depan Islam, ilmuwan yang tajam analisisnya, dan mereka yang bergerak atas dasar cinta kepada-Nya.